Tuesday, January 25, 2022

Cintaku Cuma Kamu

 


Opini Cerdas: MEDURI (Menulis Untuk Diri Sendiri)

Menulis adalah kemampuan dasar manusia yang bisa berbahasa. Untuk bisa menulis bagus, semua orang butuh latihan. Di Opini Cerdas kali ini saya mengajukan ide yang berupa olah tulis yang disebut MEDURI atau Menulis dari dan untuk Diri Sendiri. MEDURI ini berbentuk permainan gerakan dan aktifitas, tulisan dan kata yang bertujuan agar seseorang dapat mengenal dan mengasah juga meningkatkan kemampuannya dalam menulis. Dari MEDURI ini saya berharap orang bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan terdalamnya, kemampuan terdalam bahasanya untuk membuat berbagai jenis tulisan seperti esai, cerpen dan sajak dsb.
Bagaimana bentuk aplikatif dari MEDURI? Bentuknya adalah berupa permainan gerakan, aktifitas tulisan juga kata, yakni misalkan aku yang berbuat baik dan beraktifitas demikian yang kemudian gerakan dan aktifitas itu  dilakukan dan juga disertai lingkungan sekitarnya, kemudian dituliskannya sesuai dengan isi kepala dan hati si penulis atau lawan mainnya. Lalu tulisan itu kembali digerakkan oleh si penulis lagi sesuai gerakan dan aktifitas dari dirinya sendiri yang diinginkan, kemudian dia tuliskan lagi gerakan dan aktifitasnya seperti apa yang telah ia inginkan, kemudian dia tuliskan lagi agar gerakan dan aktifitasnya itu seperti apa yang ia telah lakukan. Nanti isi tulisannya itu berisi tentang orang yang bergerak dan lingkungan sekitarnya, bahkan juga orang yang melihat nanti tulisannya berisi apa yang dilihat , didengar, dan dirasa juga dipikirkan oleh dirinya sendiri dan juga mungkin oleh orang lain.
Bagaimana caranya melakukan MEDURI? Yang pertama harus ada adalah orangnya. Siapkan dua orang atau lebih yang penting berpasang-pasangan. Kemudian sediakan alat tulis. Dan kemudian salah seorang dari pasangan itu disuruh untuk membentuk gerakan dan aktifitas sesuai yang dimaui kedua belah pihak yang juga ditulis. Setelah itu orang pertama melakukan gerakan dan aktifitas yang didahului dulu untuk menuliskan bagaimana gerakan dan aktifitasnya yang dituliskan orang yang mau bergerak, beraktifitas dan lingkungan sekitarnya. Kemudian orang itu bergerak dan beraktifitas sesuai apa yang ia tulis. Dan setelah selesai orang kedua menulis gerakan dan aktifitas dari orang pertama itu, dan orang pertama itu juga menulis gerakan dan aktifitasnya. Kemudian disesuaikan apakan gerakan dan aktifitas itu cocok dengan apa yang ditulis orang pertama dan kedua sebelum peragaan gerakan dan aktifitasnya itu sebelum dan sesudahnya. Boleh juga didiskusikan dan dicarikan solusinya. Nanti kalau kurang digerakkan lagi. Kemudian setelah gerakan dan aktifitas itu juga didiskusikan apakah percis sesuai gerakan yang ada dan sesuai dengan bahasan mengenai benar tidaknya tulisan dan hasil diskusinya didiskusikan. Hasil tulisan itu yang dari gerakan dan aktifitasnya harus yang dari didengar, dilihat dan dirasa dan dipikirkan oleh penulis dari dirinya sendiri dan mungkin juga bisa dari orang lain. Nanti gantian yang orang pertama kemudian orang kedua.
Demikian MEDURI. Saya berharap tulisan ini menginspirasi orang untuk latihan MEDURI juga dan bermanfaat yakni menghasilkan tulisan yang baik dan bagus dan mungkin menghasilkan.

Fantasi Dika

 Pikiran Dika masih menerawang, ketika jarinya sedang mengetik novelnya yang baru di sebuah laptop. Ia terus mengetik dan terus mengetik. Dika tahu bahwa setiap tulisannya akan dibaca dan dimaknai sendiri oleh para pembacanya. 

Kisah tentang seorang wanita yang bunuh diri karena cintanya hilang akibat kekangan adat yang membelenggu kekasihnya itu terus ia tuliskan. Ia terus berusaha mencari bagaimana tulisan itu mencapai sebuah tragedi cinta. Ia kemudian berhenti sejenak dan menyalakan sebuah rokok. Ia mengambil sebuah tempat duduk di dekatnya, di kamarnya itu. Ia terlihat sedang berusaha mencari inspirasi baru untuk menjadi bahan tulisannya itu. Dika kemudian merokok. 
Di tengah pergelutan Dika dengan rokok dan pikirannya, ia kemudian melihat sebuah bayangan yang kelama-lamaan menjadi nyata. Dika perlahan berkeringat, ia merasa ketakutan. Terlihat ia seorang wanita. "Dika!" panggil wanita itu kepadanya. "Siapa kamu, dan mau apa?" tanya Dika kembali. Kemudian perempuan itu menangis. Dika mendekat. "Kamu jahat, Dika!" sahut perempuan itu. "Jahat?" Dika kebingungan. "Kamu menghancurkanku!" jawabnya. "Kamu siapa?" tanya Dika kembali pada perempuan itu. 
"Aku Dini, seorang putri ketua adat yang cintanya terlarang!" perempuan itu menjelaskan. "Hah?" Dika kebingungan. "Aku yang sedang kamu tulis di sana!" kata perempuan itu sambil menunjuk laptop Dika. Dika kemudian pingsan.
 Suara kokok ayam membangunkan Dika dari pingsannya. Kemudian ia bergegas ke laptopnya dan di sana ia menemui bahwa tulisannya masih utuh. Ia kemudian melihat jam, jam menunjukkan pukul 3 pagi. Dika memutuskan untuk mandi dan membersihkan dirinya. Setelah membersihkan dirinya, Dika bersiap untuk ibadah ke masjid. Kemudian Dika kembali ke rumahnya. 
Dalam ibadahnya itu, Dika berdoa memohon petunjuk kepada Tuhan apa yang terjadi padanya di malam itu, dan  memohon agar hidupnya menjadi lebih baik. Kemudian Dika kembali melanjutkan aktivitasnya. Hari itu DIka ingin ke rumah orang tuanya untuk sekadar menjenguk orang tuanya yang sudah berbulan-bulan ia tidak ketemui. Dika, 28 tahun, adalah seorang penulis yang berhasil. Banyak cerpen dan novelnya yang mendapatkan banyak penghargaan. Dan karya tulisnya itu laku di pasaran. Bahkan hasil tulisannya itu ada yang dijadikan film. 
Dari hasil jerih upayanya itu ia bisa membeli rumah yang sederhana di pinggir kota dan kendaraan, yakni sebuah mobil. Di perjalanan menuju rumah orang tuanya menaiki mobil, Dika masih berpikir apa yang terjadi di malam itu kepadanya. Ia terus bertanya-tanya dalam dirinya. Dika akhirnya sampai di rumah orang tuanya. 
Di rumah orang tuanya, Dika mendapatkan banyak wejangan seperti hidup yang tertib dan mencari jodoh yang harus dijadikan prioritas. "Itu bisa terjadi, kalau ikatan batin dengan karakter tulisanmu itu kuat." Jawab bapak Dika yang juga seorang psikolog. Bapak Dika menjawab demikian setelah Dika bercerita tentang apa yang terjadi padanya semalam. "Kamu harus berhati-hati Dika dalam menulis, karena tulisanmu akan banyak mempengaruhi  psikologi pembacamu dan akan mempengaruhi sikap hidupnya, begitu juga hidupmu." Lanjut bapak Dika. 
Dika mendengarkan dengan baik-baik, sedangkan ibu DIka hanya memperhatikannya saja. Dika banyak mendapat masukan dari obrolan dengan orang tuanya itu. Kemudian Dika memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Kedua orang tua Dika itu mengizinkannya. Di jalan pulang Dika kembali bermenung tentang apa yang terjadinya semalam. Dika melewati jalan menuju ke rumahnya dengan permenungan. Lalu Dika melewati sekolahnya dulu sewaktu SMA dan tempat-tempat ia bermain dengan kawan-kawannya, juga lingkungan di rumahnya. Dika kemudian berpikir bahwa ia menjadi penulis yang seperti sekarang ini adalah juga dari faktor hidupnya, yakni ia adalah anak tunggal yang diutamakan mandiri oleh orang tuanya yang cukup baik mendidiknya. 
Selepas kuliah di sebuah universitas ternama dengan jurusan sosial dia kemudian memutuskan untuk menulis karena itu menjadi hobinya. Kerja di kantoran baginya adalah suatu kebosanan karena ia harus dituntut untuk diatur jadwal masuk dan pulangnya dsb. Dika yang pandai menyimpan perasaannya itu, terbiasa hidup bebas sebagai anak tunggal. Juga kehidupannya yang penuh dengan pengalaman menyedihkan di lingkungan pertemanannya yang akrab, seperti seorang wanita temannya yang dijual, dan kemiskinan juga lingkungan di kompleknya yang dekat dengan kemiskinan. Siang hari itu yang berasa panas, Dika sampai ke rumahnya. 
Di rumahnya itu ia kembali melanjutkan menulis. Ini adalah novel ketiga Dika setelah sebelumnya berkisah tentang kehidupan seorang wanita yang ditahan oleh perasaannya akan cinta, dan cerita tentang sebuah tragedi di masyarakat yang menyebabkan seorang anak terbakar hidup-hidup di rumahnya sendiri. Waktu berlalu dan di malam harinya, pukul 8, DIka menyelesaikan tulisannya dan berencana ke penerbitan untuk memberikan naskahnya itu. Karena penerbitannya itu tidak jauh dari rumahnya, hanya setengah jam ia sampai. Kemudian dari sana ia mampir dulu ke sebuah mall untuk makan malam.
 Setelah menemukan tempat makan yang pas, ia kemudian memesan makanan. "Saya pesan nasi goreng satu dan es jeruk," ujar Dika kepada seorang pelayan wanita yang di papan namanya tertulis nama Mala. Wajahnya masih muda namun terlihat sudah berumur, sekitar 30an. "Tunggu dulu, Mbak!" sahut DIka kepada Mala. Ada desakan dari hati Dika untuk berkenalan dengannya. Kemudian mereka berkenalan dan saling bertukar nomor hape. Setelah makan Dika pulang ke rumahnya. Sampai rumah Dika beristirahat dan menyalahkan sebuah film yang bertema komedi untuk menenangkan pikirannya. Ketika sedang ingin menyalahkan rokok hape Dika berbunyi. "Dari Mala," pikir Dika. "Halo," sahut yang ditelepon. "Iya halo, ini Mala ya?" tanya Dika. "Benar Dika," jawab Mala singkat. Mereka kemudian mengobrol. "Dika, izinkan aku memperkenalkan diriku kepadamu," pinta Mala. "Boleh," balas Dika. 
Di teleponnya itu ia bercerita tentang pengalaman kehidupannya yang menyiksa karena ia sempat dibawa makhluk jahat ke  sebuah planet asing untuk menjadi seorang pelacur. Dika kemudian terkesiap. "Nanti dulu, kamu?" Mala kemudian mengatakan kepada Dika bahwa ia adalah seorang tokoh yang ditulis oleh Dika dan namanya itu adalah dia sendiri, alias sang penulis! Kemudian Dika mengalami keterkejutan dan tiba-tiba mematikan telepon genggamnya itu. 
Dika setengah mati ketakutan tentang cerita Mala, yang namanya mirip dengan tokoh yang Mala, pegawai restoran wanita itu, ceritakan itu, yang Dika tertarik untuk berkenalan karena namanya yang mirip itu. Dika kemudian memutuskan untuk tidur. Dalam tidurnya ia bertemu malaikat Tuhan yang mengatakan kepadanya untuk lebih baik lagi dalam hidupnya dan merubah tulisannya menjadi lebih baik lagi. 
Siang harinya Dika terbangun. Dika sepertinya mengalami depresi. Kemudian dia mendapatkan kabar bahwa pacarnya yang berhubungan jarak jauh dengan dia memutuskan cintanya dan kabar sakit dari orang tuanya. Berminggu-minguu Dika mengalami depresi, dan pada waktu itu ia sudah menarik kembali naskah tulisannya tentang Dini, dan memberikan kembali uang mukanya, dan ia hampir memutuskan bunuh diri. "Nanti dulu!" tahan malaikat Tuhan yang memegang tangannya yang hendak memotong urat nadinya. 
DIitengah depresinya itu Dika kemudian mendapatkan telepon dari seorang event organizer yang mengatakan bahwa ada acara untuknya yang akan dia dan fansnya dipertemukan. Dika merasa senang dan seperti ada kehidupan baru baginya. Di pertemuan dengan fansnya itu ia banyak mendapatkan pengalaman baru dengan fansnya. Dan seorang fansnya memintanya untuk bertemu dengan seorang fans dia lainnya yang sedang sakit. Kemudian Dika memutuskan untuk bertemu dengan fansnya itu. Fansnya itu sedang sakit thypus. Dika mendengar cerita darinya bahwa tulisannya bagus. Kemudian Dika bertanya kepada fansnya itu, "Adi, bagaimana efek tulisanku kepadamu," Kemudian Adi berpikir dan lantas menjawab bahwa ia juga mengalami kesedihan, meski banyak nilai-nilai yang baik yang ia dapatkan. Mendengar jawaban itu Dika kemudian berpikir dan berintrospeksi. Dari sana, Dika memutuskan untuk memulai kehidupan yang lebih baik lagi, juga tulisannya yang lebih baik lagi. 
Dika kemudian berencana untuk pergi ke pantai untuk penyegaran dan menambah ide-ide baru. Di pantai, Dika berjalan-jalan sejenak di pantai itu. Dan kemudian Dika memutuskan untuk bergabung dengan sebuah komunitas di pantai itu, komunitas kreatif. Di komunitas itu ada komunitas menulis juga. "Dika, bisa jadi pengalamanmu itu benar, bukan khayalan belaka," jawab Husen, seorang giat di sana, yang juga seorang penulis. "Bisa jadi Tuhan menitipkan pesanNya lewatmu dalam hidupmu," ujar Husen kembali. Kemudian ada teman Husen yang menawarkan Dika sebuah rumah sederhana untuk dibeli. 
Dika membelinya dengan harga yang terjangkau. Dika banyak mendapatkan ide segar yang bagus-bagus untuk tulisannya. Selama 2 bulan, sudah sekitar 5 cerpen dan 1 novel ia hasilkan di sana, seperti tentang kisah cinta sepasang merpati yang indah setelah bangkit dari kematiannya dan kisah tentang kuntilanak yang baik hati. Hasil karyanya mendapatkan respon positif dari pembacanya. Dika sempat kedatangan tamu yang menyampaikan  kegembiraannya ketika selesai membaca cerita tentang kurcaci buta yang menyelematkan serigala yang terluka, ia merasa termotivasi untuk terus berbuat baik. Dika kemudian mendapatkan kabar bahwa orang tuanya kembali sakit, dan Dika harus kembali ke rumah orang tuanya. Di malam yang sepi itu Dika memutuskan untuk ke rumah orang tuanya. 
Di perjalanan pulang yang terlihat terburu-buru itu Dika dijegat oleh sekawanan pengendara motor. Mobilnya dibegal, namun ia berhasil kabur. Dika kemudian berlari masuk ke sebuah perkampungan. Di sana ia dibantu oleh seorang pemuka agama terkenal di kampung itu bernama Habib Ali, yang masih keturunan Nabi Muhammad saw. Kemudian Habib Ali menawarkannya menginap di rumahnya setelah mengetahui kejadian yang menimpa Dika. 
Pagi harinya Dika memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. "Ini buat kamu," kata Wati kepada. Dika. Wati adalah santriwatinya Habib Ali yang ia disuruh oleh orang tuanya untuk memberikan jaket kepada Dika. Ada perasaan yang kuat untuk berkenalan dengan Wati dalam hati Dika, dan setelah bertemu dengan orang tuanya Dika memutuskan untuk membawa Wati ke rumah orang tuanya, Wati ditemani oleh adiknya yang lelaki. Orang tuanya sudah kembali ke rumah karena sakitnya sudah baikkan. Kemudian Dika memperkenalkan Wati kepada orang tuanya itu. 
Orang tua Dika sangat senang dan kemudian dengan orang tua Wati memutuskan untuk mengadakan pernikahan. Dan akhirnya Dika dan Wati hidup bahagia dan desa itu tempatnya menulis. Ia kemudian berkumpul dengan banyak orang dan melahirkan ide-ide yang segar. Dika sebenarnya masih penasaran dengan tragedi yang menimpanya dengan mereka yang mengaku tokoh buatan Dika, namun Dika hanya menyimpannya dalam hati saja. Kemudian di malam hari Dika bermimpi bertemu tokoh yang sudah ia tulis dan ia merasa senang karena tokohnya menginspirasi orang berbuat baik, dan tokoh lain yang masih misterius buat dia. Entah siapa........

Opini Cerdas: Asih

 Kehidupan ini sangat luas bukan hanya kehidupan kita pribadi, melainkan juga kehidupan orang lain yang mungkin ada di bawah kita. Ada sebuah keyakinan dalam agama bahwa kita jangan hanya melihat ke atas, melainkan juga harus melihat ke bawah agar kita lebih mensyukuri hidup ini. Sebenarnya pepatah yang berasal dari keyakinan agama itu penting karena selain kita bisa melihat kita hidup di posisi apa dan bagaimana, juga apa dan bagaimana yang harus kita lakukan. Selain itu penting juga untuk melihat kehidupan yang lebih luas untuk membuka cakrawala pengetahuan kita juga untuk mengasah kepekaan sosial kita.

Oleh karena itu di sini saya akan membahas ASIH atau Asah Diri dari Hati. ASIH ini bertujuan agar kita lebih peka terhadap lingkungan sosial di sekitar kita dan mengenal diri sendiri juga menimbulkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan sesama juga dibutuhkan sesama.
Bagaimana cara melakukan ASIH? ASIH dilakukan dengan cara berkelompok. Kita harus menemukan komunitas warga miskin yang kalau sudah ketemu kita akan membuat pertanyaan penting, yakni apa pekerjaannya, berapa penghasilannya, bagaimana kehidupannya bahagia atau tidak dan apa yang membuatnya bahagia dan apa yang dia lakukan dan apa yang membuatnya tidak bahagia dan apa yang akan dia lakukan, dan apa yang akan dilakukannya ke depan dalam hidupnya. Setelah itu maka kita harus menanyakan hal itu kepada mereka yang kemudian kita tulis jawabannya. Dan kemudian kelompok itu oamit, berterimakasih dan kembali berdiskusi dalam kelompok itu sendiri. Diskusinya caranya bagaimana? Dari pertanyaan dan jawaban kelompok itu kemudian kelompok itu memberikan pendapat tentang apa dan bagaimana mereka, kemudian berimajinasi tentang apa dan bagaimana kehidupan mereka dan bagaimana jika kelompok itu ada di posisi mereka. Pertanyaan-pertanyaan kita kepada mereka akan kita jawab sendiri dengan cara kita bila ada di posisi mereka, kemudian kita diskusikan benar atau tidaknya. Kemudian kelompok itu merenungi hasil diskusi itu untuk kehidupan sebenarnya.
Seperti itulah cara ASIH agar kita lebih peka dalam kehidupan sosial kita dan mengasah nurani kita agar lebih baik lagi.

Adinda

 Oh Adinda

Ada apa dengan kamu
Bukankah itu punyaku?
Yakni kecantikanmu
Yang dihiasi selalu

Menggambar bunga-bunga di tanganku
Akan wajahmu yang kupuja selalu
Di dalam hatiku
Nampaknya selalu ada kamu

Bolehkan aku memilikinya
Dan memeluknya sampai akhirnya
Dan bila tiba pada suatu masa
Akhirilah aku dengan cintamu yang indah

Dan di sana apakah dirimu akan selalu kucari
Dengan kecantikanmu yang mesti
Pastinya dirimu kan ku miliki?
Dan akan tiba masanya suatu saat nanti
aku mati dalam manismu.......

Opini Cerdas: Sesurat (Sesama Surat Menyurat)

 Mengenali diri penting untuk agar seorang bisa membawa diiri dengan baik dalam masyarakat. Dan itu bermanfaat untuk kebaikan diri sendiri bagi orang itu terhadap sesama dan di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kita harus mengenali diri kita sendiri atau dalam istilah orang Yunani Kuno adalah Kenalilah dirimu sendiri. Untuk itu di sini saya mengedepankan ide Sesurat atau sesama Surat Menyurat untuk mengetahui bagaimana diri orang lain dan mengomunikasikan itu kepada yang lain dengan harapan orang itu mengenal dirinya sendiri dan menjadi baik dalam masyarakat dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kenapa menulis? Karena menulis itu merupakan sebuah hal yang lebih dalam daripada berbicara. Dengan menulis kita bisa melihat apa yang kita keluarkan dalam hati kita dan itu menjadikan sesuatu lebih teringat, berarti dan terkenang.
Bagaimana caranya? Caranya adalah ada dua orang yang hadir dan saling berpartisipasi. Misal A dan B. Kemudian ada seorang yang menjadi semacam moderator yang akan menengahi dan bisa membimbing, misal X. Kemudian si X ini akan memulai kegiatan yang akan mengajak si A menuliskan siapa dirinya juga si B. Kemudian hasil itu akan diberikan kepada si X. Kemudian si X ini akan membagikan apa yang ditulis si A kepada si B dan si B kepada si A. Kemudian A dan B saling bertanya jawab tentang ini dari apa yang sudah ditulis oleh keduanya dan tanya jawab itu juga dituliskan oleh si A dan si B dan juga akan dibenturkan oleh kenyataan dan akan diberikan tanggapan oleh si X. Misalkan si A menuliskan dirinya secara umum baik terhadap dirinya dan orang lain, dia harus juga menjabarkan dirinya baik itu seperti apa. Kemudian tulisan itu harus dibaca oleh si B. Dan kemudian ada tanya jawab yang terjadi, tanya jawab itu juga harus dituliskan oleh keduanya. Si X juga boleh bertanya. Si X juga harus menuliskan diskusi mereka. Kemudian setelah bertanya jawab itu si A dan si B juga harus menuliskan kesimpulan tentang siapa dirinya dan diri lawannya itu. Juga menuliskan kesan dan pesan mereka dalam diskusi itu. Hasil diskusi itu akan dibacakan oleh si X dan si A dan si B juga harus menanggapi hasil diskusi itu dan kesimpulan si X.  Kegiatan ini akan ada kelanjutannya misal beberapa hari yang akan datang atau mereka diberikan tugas untuk membuktikan apa yang sudah dihasilkan dalam diskusi. Misal si A bilang dia dermawan, maka si A harus memberikan makanan atau minuman kepada seseorang, kemudian di foto. Nanti hasilnya akan didiskusikan lagi bersama-sama. Jika suatu saat si A dan si B ingin berdiskusi lagi maka bisa lagi ketemuan dan si X juga datang. Hasil diskusi nantinya bisa didiskusikan lagi kepada keluarganya bahkan kelas masyarakatnya.
Sesurat tidak melulu soal diri bisa juga soal bagaimana pendapat seseorang tentang diri orang lain atau terhadap sebuah isu.

Opini Cerdas: Guru Anak

 Menjadi guru mungkin adalah cita-cita yang besar karena nilainya di mata masyarakat dan Tuhan yang sangat baik karena ia adalah bentuk pengabdian seorang manusia yang bisa membuat manusia lain menjadi berkembang dan maju. Pengabdian itu sangat berharga mungkin tidak bisa ternilai oleh uang semata, melainkan ada bentuk yang lebih besar dari uang yakni kalau dalam sisi Tuhan ada pahala dan dalam sisi manusia ada timbal budi yang sangat besar yakni mungkin hutang nyawa.  Menjadi seorang guru pun sangat besar manfaatnya buat manusia selain timbal baliknya yang besar juga. Menjadi guru bermanfaat menjadikan orang lebih dewasa, dan lebih memasyarakat dan lebih ingin tahu dan karena itu ia mendalami Ilmu. Menjadi guru juga membuat ia lebih bijaksana dan lebih cerdas dalam mengenali dirinya dan orang lain. Oleh karena itu di sini saya ingin mengedepankan suatu opini yang penting yang bisa jadi suatu saat bisa diilmiahkan yakni Guru Anak.

Masa anak-anak adalah masa yang penting dalam pembentukan jati diri manusia. Jika anak-anak itu dididik secara baik maka ia akan menjadi manusia yang baik bagi dirinya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya (itu juga tergantung takdir Tuhan). Namun kalau dididik secara buruk maka anak itu akan menjadi penjahat, atau kalau ia ditakdirkan baik oleh Tuhan ia akan menjadi baik namun peluang itu ghaib maksudnya belum kita ketahui (hanya Tuhan yang tahu). Namun yang pasti apabila seorang anak dididik secara baik maka anak itu kemungkinan besar akan lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dan apabila seorang anak itu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk akan lebih memudahkan anak itu untuk hidupnya jadi lebih baik ke depannya buat dirinya, keluarganya, dan masyarakat. Di sini saya akan menuliskan opini menjadi Guru Anak dan tata caranya agar menjadi Guru Anak itu berhasil dan berakibat baik buat si anak dan sekitarnya di hari depan.
Mengapa menjadi guru? Karena menjadi guru itu adalah bertanggung jawab dan dewasa. Menjadikan anak seorang guru berarti mendidik sedini mungkin seorang anak menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Selain itu apabila seorang anak menjadi guru maka ia akan menjadi seorang yang haus ilmu, rendah hati, dan senang belajar dan memungkinkan anak itu menjadi pandai.
Bagaimana menjadikan seorang Guru Anak? Ada persiapannya. Pertama harus ada orang dewasa yang membimbingnya. Orang dewasa itu harus memiliki kelengkapan yang memungkinkan seorang anak menjadi Guru Anak. Misalkan jika seorang akan menjadikan seorang anak menjadi guru anak untuk menjadikan anak itu guru pelajaran warna, maka orang dewasa itu harus mempersiapkan berbagai hal misal kertas warna atau papapn tulis putih. Seorang dewasa itu harus membimbing seorang anak yang sudah mengetahui warna untuk mengajarkan warna teman-teman anak itu. Misal anak bernama Budi telah mengetahui 5 warna maka Budi akan disiapkan warna yang ia ketahui misal merah, putih, kuning, hijau dan biru. Maka setelah itu Budi akan mengajarkan Budi warna-warna ke teman-temannya. Oleh karena itu maka Budi harus diajarkan cara komunikasi oleh orang dewasa ini ke teman-temannya misal cara memperkenalkan diri dan bagaimana Budi mengenali sebuah warna, semisal warna biru seperti warna sepatu dsb. Selain itu orang dewasa itu harus memperhatikan kelebihan dan kekurangan anak atau menyusaikan diri dengan kepribadian anak itu dalam menjadikannya guru anak. Misalkan Budi pemalu kekurangannya maka guru itu harus menyemangati Budi misal dengan dorongan emosi yang baik dan juga menghasilkan sesuatu yang baik bagi diri Budi. Kegiatan ini harus ada pengawasan dari orang yang lebih tua, orang tua dan keluarganya, dan harus berkelanjutan, maksudnya harus memiliki arah dan tujuan.
Semoga opini cerdas ini akan menjadikan seorang anak nantinya lebih dewasa, bijaksana, haus ilmu dan rendah hati. Hal itu memungkinkan peradaban dunia yang lebih maju atas ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Cintaku Cuma Kamu