Tuesday, January 25, 2022

Bidadari Dangdut

 
Jam kerja Anton sudah hampir selesai, terlihat senja mulai naik. Ia berhadapan dengan komputer dan jarinya yang terus mengetik sesuatu. “Bagaimana Anton kerjaanmu hari ini?” tanya menejernya, Shindy yang berada percis di sebelahnya yang terhalang sebuah sekat yang terbuat dari kayu. Paras Shindy yang memukau pria kebanyakan itu tidak mengusik pekerjaan Anton. “Sebentar lagi selesai bu.” Jawab Anton sopan. Shindy kemudian tersenyum, lantas pergi meninggalkannya. Beberapa lama kemudian, Anton berberes kerjaannya dan beranjak dari kantor. Anton kemudian berpamitan dengan teman-temannya, juga atasannya. Anton sudah berada di mobil. Di mobil itu ia terlihat bersama dengan kawannya, Freddy.  Anton bersama Freddy berniat menuju ke sebuah kafe untuk sekadar makan dan minum. Kebetulan hari itu mereka berdua tidak lembur. “Pekerjaan hari ini cukup banyak.” Ujar Anton membuka pembicaraan dengan Freddy. “Benar, tadinya gue kepingin lembur, namun besok ada rencana untuk mempersiapkan pernikahan dengan Laras.” Timpal Freddy. Anton terlihat serius mengendarai mobil. “Oh baguslah, semoga aman-aman saja persiapan pernikahannya.” kata Anton.  Sekitar setengah jam mereka berkendara, mereka sudah sampai ke sebuah kafe. Setelah sampai di kafe, mereka berdua memesan makanan. “Bagaimana hubunganmu dengan Sarah, Anton?” tanya Freddy. “Biasa saja, cuman berteman.” Jawab Anton dingin. Sarah adalah teman kantor Anton dan Freddy. “Sarah sebenarnya wanita yang baik, tapi ia bukan yang kucari.” Ujar Anton kepada Freddy. “Kalau boleh tahu, memang bagaimana wanita yang kamu harapkan?” tanya Freddy. “Bagaimana ya?” tanya Anton kepada dirinya sendiri yang didengar Freddy. Freddy tersenyum. “Sudahlah Freddy, kita makan dulu saja.” Kemudian mereka makan. “Bulan depan kakakku, Ani, juga akan menikah.” Kata Anton kepada Freddy. “Oh begitu, baguslah, semoga lancar pernikahannya.” “Namun, kami kesulitan untuk mengadakan acara pernikahan itu, maklum kedua orang tua sudah bercerai sejak kami kecil.” lanjut Anton. “Kesulitan bagaimana?” tanya Freddy. “Kan orang tua kami tinggalnya sudah berjauhan semenjak kami kecil, dan kami diurus oleh paman dan bibi kami, karena mereka punya pekerjaan masing-masing yang terbilang cukup berat, dan mereka tinggal jauh dari rumahku dan kakakku.” jawab Anton. “Oh begitu, kalau ada apa-apa aku siap membantu.” Balas Freddy. Anton kemudian tersenyum. Kemudian telpon genggam Anton berdering. Rupanya yang menelepon adalah Sara, yakni mantan pacarnya sewaktu SMA dan temannya berkumpul juga alias genknya. Sara mengajaknya untuk berjalan-jalan bersama teman Anton dan Sara di akhir pekan esok. Namun Anton menanggapinya biasa saja, seperti cuek. Memang hubungan asmara Anton misal kepada Sara biasa-biasa saja, juga kepada mantannya yang lainnya. Mungkin cinta yang diharapkan tidak ada kepada mereka, yakni mantan-mantan Anton. Lalu kemudian di kafe itu yang kebetulan ada panggung musiknya, seorang pembawa acara memanggil seorang penyanyi. Anton biasa saja, namun Freddy merasakan antusiasme yang besar karena ia penyuka dangdut. Memang penyanyi itu adalah penyanyi dangdut. Penyanyi itu memperkenalkan dirinya bernama Nella. Kemudian Nella memulai membawakan sebuah lagu. Para pengunjung kafe itu memperhatikan sang penyanyi. “Kamu kenapa Anton?” tanya Freddy kepada Anton. Anton terlihat terbengong bersamaan dengan biduan dangdut itu membawakan sebuah lagu yang  berjudul “Bojo Galak”. Anton merasakan tersihir dengan penampilan Nella. Penampilannya yakni parasanya, pakaiannya, dan juga suaranya. Jantungnya berdegup kencang dan darahnya berdesir. Hal itu tidak dirasakannya selama dia bertemu dengan wanita lainnya, atau selama hidupnya. “Tidak apa-apa.” Jawab Anton kepada Freddy. Kemudian di dalam hati Anton meyakinkan dirinya sendiri untuk berkenalan dengan bidadari dangdut itu. “Mungkin dia yang kucari.” Batin Anton. Terlihat hari tambah gelap.                                                                                                    

No comments:

Post a Comment

Cintaku Cuma Kamu